mengucapkan kata maaf itu mudah, bahkan hati pun sepertinya sudah lega dan menerima semua kesalahan orang lain terhadap kita, tapi... ketika masalah datang kembali...JDEER.. kembali hati yang kita kira sudah mengampuni ternyata masih terasa sakit, bahkan terasa lebih sakit lagi, karena merasa ditipu kembali dan kali ini, sepertinya tidak sanggup untuk mengampuni. Tapi apa mau dikata, perintah Tuhan adalah ampunilah sesamamu manusia seperti Tuhan mengampuni dirimu. Kembali berpikiran positif, tidak mau berpikiran negatif, ok, hari ini ku menang dari kepahitan karena dikecewakan...
Kembali datang, rasa kepahitan karena dikecewakan, bener-bener terasa sakit, karena sekarang sudah sampai merasa dimanfaatkan. Kok sudah diampuni malah makin jadi... maunya apa sih? gerutu didalam hati yang sedang dongkol, akhirnya hanya terdiam bisu, biarkan... tunggu sampai besok, ternyata... perasaan dongkol dan kecewa yang kemaren itu, hilang begitu saja... ooohhh... mungkin aku sudah mengampuni...
Benarkah mengampuni tapi kenapa semakin hari semakin terasa hambar?
Karena semakin banyak pikiran negatif, menyimpan rasa tidak suka lagi, bahkan sampai enggan membangun hubungan lagi, karena pikirnya, ah pasti dia seperti dulu lagi... dilanjutkan dengan suka mengkritik atau menghakimi orang tersebut, dan tidak mau lagi mendengar masukan darinya, dan yang parahnya...senang melihat dia menderita, perasaan seperti... Tuhan sudah membalas dendamku...ha ha ha...
seperti itulah seorang anak Tuhan yang ngakunya udah mengampuni di mulut, tapi belum dibereskan di hati... kenapa ia tidak mau mengampuni?
karena ia membiarkan perasaannya menguasai dirinya lebih dari pada Tuhan, ia membiarkan kebenerannya menguasai dirinya lebih dari pada kebeneran Tuhan.
Ampuni aku yang belum mengampuninya... aku mau mengampuni, itu adalah keputusanku!
love u dee..dee...:D can't say anything for our friendship, just feel im so lucky having u heheheheh....gbu n fam, always ;)
BalasHapustdnya baca ini biasa aja, tp pas baca komen dari vita, kenapa jadi.... :'
BalasHapusthx juga dah jd temen yg menemani g dalam suka (tdk ditinggalkan) maupun duka (tetep tidak ditinggalkan juga...)
gbu